Laman

Minggu, 30 Desember 2012

Biaoju di Masa Akhir Dinasti Qing


Pada masa akhir dinasti penjajah Qing, rezim banyak memperkejakan para pendekar sebagai Biaoju (biro pengiriman logistik atau agen pertahanan dan keamanan). Keahlian tempur mereka sangat tinggi terutama gaya tempur perorangan. Para Biaoju yang paling terkenal dengan aliran beladirinya yaitu:

BIRO | ALIRAN | NAMA
Huiyou Biaoju | Sanhuang Paochui (Song Yanchao)
Chengxing Biaoju | Liuhe Quan (Li Guanming)
Yuanshuan Biaoju | Liuhe Quan (Wang Zibing (Dadao Wang Wu)
Wantong Biaoju | Xingyi Quan/Baguazhang (Li Cunyi)
Guangsheng Biaoju | Xinyi Quan (Dai Erlu)
Tongxinggong Biaoju | Mian Zhang/Liu Tui/Batang Xin Quan (Wang Zhengqing)
Yuyong Biaoju | Mian Zhang (Zhang Demao)
Changlong Biaoju | Mian Zhang (Zuo Changde)
Xinglong Biaoju | Shen Quan (Zhang Heiwu)
Sanhe Biaoju | Gongyi Quan/Taiji/Liuhe Quan/Xingyi (An Jinyuan)

Bioju rezim Qing. Mereka dibekali senapan yang dipasok dari Barat untuk menghadapi  ancaman "pemberontak"

Seorang Biaoju dalam perjalanannya ke Beijing, dilengkapi dengan Carbine.  Foto ini diambil sebelum tahun 1911
Aliran beladiri yang mereka gunakan adalah aliran Neijia (internal/halus). Mayoritas pengikut aliran ini beraqidah Taoisme, biasa disebut sebagai orang-orang Butong atau Butong Pai. Di masa dinasti Qing, pemeluk Taoisme memiliki kedudukan istimewa, menduduki jabatan-jabatan kenegaraan dan aliran beladiri mereka mendapat keleluasaan untuk berkembang bahkan diajarkan di lingkungan istana. Dahulu di masa dinasti Ming, aliran neijia ini tidak populer dan kurang diminati masyarakat.

Sedang aliran Waijia yang dianut oleh Budha Shaolin dan Muslimin dipersempit geraknya. Biara-biara shaolin dan para biksu dihancurkan dan hanya lima orang master yang berhasil melarikan diri, mereka disebut lima leluhur. Begitu pula masjid-masjid, ulama dan ahli beladiri muslimin turut dihancurkan karena dianggap ingin mendirikan kembali kerajaan Islam Ming.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar