Laman

Rabu, 19 Desember 2012

Tan Tui; Sistem Tempur Muslim Tiongkok


Salah satu sistem tempur di China adalah Cha Chuan (jurus Cha) yang dikembangkan oleh seorang tentara muslim (mujahid). Imigran muslim telah tinggal di China selama lebih dari 1000 tahun. Mereka masuk terutama pada masa dinasti Sung (960-1279 atau sezaman dengan kekhilafahan Abbasiyyah bani Buwaih, Saljuk dan Abbas). Di China mereka disebut sebagai orang Hui, populasi mereka terkonsentrasi disekitar Henan, Hebei, Shanxi dan Shantung di China Utara.

Meskipun mereka berhasil membentuk komunitas yang kuat dan berpengaruh di China terutama dalam meningkatkan ekonomi China dengan melakukan perdagangan yang jujur, mereka tetap dianggap sebagai pendatang. Sebagai tindakan integrasi dengan masyarakat setempat dan juga perlindungan, mereka mengambil studi tentang seni beladiri Tiongkok bahkan mencapai tingkat prestasi yang unggul. Karena perbedaan budaya yang mencolok dari penduduk asli (mengenakan songkok putih, tidak memakan daging babi, arak dan melakukan ibadah yang berbeda), mereka sering terjebak ditengah-tengah. Bak bola ping pong politik yang dilempar kesana kemari, mereka segera mengembangkan kesadaran bahwa mendalami beladiri merupakan aset penting.

Kemudian hari, mereka mengembangkan sendiri sistem kungfu seperti Cha Chuan dan Tan Tui (Dan Tui/ Dan Dwe). Mereka tidak hanya mengembangkan keahlian kungfu untuk pertahanan individu, tetapi sering kali menempati posisi penting di tubuh militer sebagai pasukan muslim dan menunjukkan keberanian luar biasa dalam membantu Kaisar untuk mengusir invansi penjajah. Misalnya eskpedisi militer yang akhirnya mengusir Mongol dari kendali China dan menggantinya dengan Daulah Islamiyah Ming (Kerajaan Islam Ming).  

Bangsa Mongol menguasai China ditangan Kublai Khan, cucu Jengis Khan semenjak tahun 1271-1368 (97 tahun). Kaum muslimim menjadi pioner pembebasan bangsa Han (bangsa Tiongkok) dari penjajahan bangsa barbar Mongol dengan pemberontakkan terorganisir yang dipimpin oleh para panglima muslim seperti Chang Yu Chun (pencipta jurus tombak terkenal Ka Pin), Hu Da Hai, Mu Ying, Lan Yu,  Feng Sheng dan Ding De Xing rahimahumullah. Mereka semua adalah mujahidin (prajurit Islam/pasukan jihad) yang sangat ahli beladiri Tiongkok.

Setelah bangsa Mongol datang kembali ke China dan menghancurkan dinasti Islam Ming, orang-orang Mongol melakukan balas dendam terhadap kaum muslimin dengan memberlakukan undang-undang dan hukum yang keras dalam membatasi hak-hak mereka untuk memiliki senjata, berkumpul, berpendapat, beribadah, berdakwah dan berlatih beladiri. Para napi muslim sering kali di cap  ubun-ubunnya dengan label bertuliskan “Hui Zui” (muslim si pemberontak). Kaum muslimin mengalami penindasan ini dalam waktu lama bahkan setelah dinasti Qing Mongol menyerahkan tahtanya kepada Inggris dan kemudian menjadi RRC (Republik Komunis China).

Sistem Cha Chuan menjadi sistem yang sangat berpengaruh di Tiongkok, namun Cha Chuan bukan satu-satunya sistem tempur yang diciptakan oleh para mujahid China. Selain Cha Chuan terdapat sistem lainnya yang diciptakan atau dikembangkan seperti:

Jiao Men 
Xing Yi (aliran Hubei dan Henan)
Hua Chuan
Baji Quan
Pi Qua
Liu He
Tong Bei 
Aliran Thifan dll

Cha Chuan diciptakan oleh prajurit muslim bernama Cha Shang Mir (Chamir/Samir) rahimahullah yang akhirnya menjadi nama jurus Cha dari transliterasi Chamir. Kemudian Cha Chuan dikembangkan menjadi jurus Tan Tui yang populer di China Utara bahkan menjadi standar aliran kungfu utara. Bukan hanya diciptakan oleh seorang muslim, lebih dari itu asal jurus Dan Tui memiliki 28 tahap yang mewakili 28 karakter alfabet hijaiyah.

Tinju Tan Tui Gaya Teratai Mas
Tan Tui diciptakan sekitar 400 tahun yang lalu atau diakhir masa dinasti Islam Ming ketika menghadapi gempuran mongol. Tan Tui adalah beladiri yang diajarkan dikalangan militer dinasti Ming akhir. Disebarkan untuk kalangan sipil oleh jenderal muslim bernama Hua Zong Qi rahimahullah. Saat itu jenderal Hua jatuh sakit karena berjihad. Ia kemudian ditinggalkan untuk dirawat oleh para petani di desa XinJiang. Setelah sembuh, ia mengajar jurus Tan Tui kepada masyarakat sebagai rasa terima kasih. 

Tan Tui bukan hanya landasan dasar untuk pemantapan pengembangan beladiri namun juga merupakan gaya tempur yang praktis dan reasional penyerapan dari berbagai jurus lainnya. Dalam perjalanannya, Tan Tui berkembang menjadi tiga cabang keluarga yaitu Zhang, Li dan Yang serta disederhanakan menjadi 10, 12 atau 14 tahap. Wallahualam bishowab. (Diterjemahkan dengan perubahan dari About Cha Chuan And Muslim Systems http://www.usadojo.com/styles/about-cha-chuan.htm)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar