Laman

Minggu, 16 Desember 2012

Sejarah Akar Aliran Kung Fu Internal dan Eksternal (3)


Perbedaan Fundamental antara Neijia dan Waijia


Karena Neijia dikembangkan dari Waijia maka ada banyak kesamaan. Beberapa orang bahkan menyalahkan untuk memisahkan keduanya. Tetapi jika kita melihat lebih dalam pada prinsip-prinsip dan keterampilan dari kedua aliran ini, kita akan menemukan perbedaan signifikan untuk tetap memisahkan keduanya menjadi dua aliran yang berbeda.

Memisahkan Neijia dan Waijia cukup masuk akal dan akan memudahkan mempelajari proses pengembangan seni beladiri China. Tanpa memahami perbedaan ini, kita tidak bisa benar-benar memahami sejarah seni beladiri China secara mendalam. Analisis berikut menyoroti beberapa perbedaan utama antara kedua aliran.

Filsafat: Budha atau Taoisme


Di China, filsafat tradisional selalu memberikan pengaruh yang mendalam dalam semua aspek kegiatan. Setiap hal tinggkat tinggi harus memiliki landasan filosofi. Seni beladiri juga dikembangkan dengan cara yang sama. Ketika praktisi ingin mencapai keterampilan ketingkat yang lebih tinggi, mereka mulai menggunakan beberapa ide filsafat untuk melengkapi prinsip pelatihan mereka.

Biasanya orang menyebut Waijia berarti aliran Shaolin, karena mayoritas aliran ini berhubungan dengan Shaolin bahkan masyarakat berpikir sumber asli aliran ini berasal dari kuil Shaolin. Jadi filosofi dasar Waijia cenderung mengikuti Buddhisme. Sedang gaya Neijia disebut gaya Wudang (bahasa Hokkian: butong), karena hampir semua aliran Waijia cenderung mengikuti Taoisme dan Wudang Shan (gunung Wudang) adalah tempat suci terkenal bagi Taoisme. Alasan lainnya adalah penghormatan kepada master Tio Sam Hong yang menurut mereka pendiri aliran ini. Master Tio Sam Hong diyakini telah mempraktekkannya selama bertahun-tahun di gunung Wudang. 

Meski Waijia dan Neijia mengikuti filosofi yang berbeda, ada banyak kesamaan antara mereka. Di China, sekte Budha yang paling populer adalah sekte Chan. Kuil Shaolin diakui sebagai tempat asal sekte Chan. Ide dasar sekte Chan adalah campuran dari Budhisme asli dan Taoisme, hal ini menunjukkan bahwa sekte Chan mencakup beberapa ajaran Taoisme. Disisi lain, sekte Taoisme yang paling terkenal adalah sekte Quan Zhan dengan gagasan utama meleburkan tiga doktrin Tao, Budha dan Konghucu dalam satu ajaran. Tio Sam Hong dikenal sebagai biksu sekte Quan Zhan. Faktor-faktor ini mungkin telah menghasilkan kesamaan aqidah antara Waijia dan Neijia.

Bahkan ada beberapa gaya yang menghimpun dua karakter Waijia dan Neijia yang membuat pemisahan antara Waijia dan Neijia menjadi tidak jelas. Sebagai contoh, jurus Tongbei biasanya dianggap sebagai aliran Waijia tetapi mengikuti filsafat Tao dan menggabungkan prinsip-prinsip internal. Contoh lainnya adalah beberapa master jurus Xingyi dari Shanxi menganggap Xingyi  termasuk cabang dari aliran Shaolin bukan Wudang karena Ji Jike (seorang pengembang Xingyi) pernah belajar di kuil Shaolin selama sepuluh tahun ketika ia masih muda.

Untuk menghindari kesalahpahman umum, perlu dimengerti bahwa dalam menunjuk Waijia dan Neijia berasas Budha atau Tao mengacu pada prinsip aqidahnya/doktrinnya/filsafat dan bukan pada agama beserta ritual ibadahnya secara utuh. Di China, filsafat dan agama biasanya dicampur sekaligus. Misalnya, agama Tao menggunakan Tao sebagai prinsip dasar filsafatnya, tetapi ketika orang menggunakan filosofi Tao bukan berarti mereka menganut agama Tao. Dalam Islam pemahaman seperti ini tetap disebut syirik, hanya kita berusaha memahami bahwa suatu aliran beladiri hampir pasti dibangun diatas sebuah pemahanan suatu aqidah atau bahkan dibangun diatas sebuah aqidah beserta ibadahnya secara utuh.

Prinsip Dasar Pelatihan: Meningkatkan Kemampuan Alami Manusia atau Mengubahnya


Pendekatan praktek Waijia adalah untuk meningkatkan kemampuan alami manusia. Asas kemampuan dasar untuk pertempuran yaitu kecepatan, kekuatan, reaksi natural (normal). Semua keterampilan mengikuti kemampuan ini. Manusia ingin memaksimalkan kecepatan dan kekuatan. Pelatihan Waijia dirancang dan dikembangkan berdasarkan pada reaksi alami tubuh, yang sering disebut gerakan fisik eksternal. Masyarakat lebih mudah menalar latihan aliran ini.

Sedangkan praktek Neijia adalah untuk mengubah kemampuan alami manusia. Praktisi Neijia menganggap, mengubah kemampuan alami manusia jauh lebih penting daripada untuk meningkatkannya. Praktisi Neijia ingin segera menjadi cepat dan kuat dengan metode relatif. Mereka juga ingin mengubah reaksi alami mereka dengan pelatihan yang diarahkan oleh pikiran yang sering disebut sebagai gerakan internal atau tenaga dalam. Meskipun ada beberapa praktik di Neijia untuk meningkatkan kemampuan manusia dengan latihan fisik (bukan hanya mengubah dengan latihan internal) namun hanya dijadikan sebagai latihan sekunder. Jadi dalam aliran ini, ada pelatihan yang tidak tampak dan tidak jelas, bahkan terlalu sulit bagi masyarakat untuk memahami.

Sangat penting untuk memahami perbedaan penekanan pelatihan dari kedua aliran ini karena banyak keterampilan dan istilah teknis yang sama tetapi berbeda maknanya. Jika seseorang tidak memahami perbedaan ini akan membingungkan dalam menganalisa keduanya. 

Pelatihan tingkat tinggi Waijia juga mencoba utnuk mengubah kemampuan alami manusia. Begitu pula pelatihan akhir Neijia juga berusaha meningkatkan kemampuan alami manusia. Jadi pada tingkat atas, Neijia dan Waijia saling bertemu yang disebut praktek penyatuan internal dan eksternal. Hanya metode awal pelatihan saja yang berbeda.  

Metode Pelatihan: Dari Luar kedalam atau dari Dalam keluar


Asumsi yang salah menganggap praktisi Waijia hanya melakukan hal-hal eksternal dan praktisi Neijia hanya melakukan olah internal. Praktisi Waijia dan Neijia harus mempraktekkan keduanya. Perbedaannya adalah, mereka menggunakan metode pelatihan yang berbeda. Dikatakan, metode pelatihan Waijia dari luar (wai) ke dalam (nei) sedang metode Neijia dari dalam ke luar.

Pada metode pelatihan Waijia, pertama kali praktisi akan melatih fisik mereka seperti otot, tulang dan kulit. Mereka tidak menekankan pelatihan internal pada tingkatan dasar. Dari cara ini, mereka dapat fokus meningkatkan kemampuan fisik mereka, kemudia pada tingkatan lanjut mereka akan menjalani pelatihan internal seperti shen, yi dan qi (tenaga dalam).

Pada metode pelatihan Neijia, praktisi menekankan latihan internal sejak dasar. Pertama-tama, siswa akan menjalani beberapa pelatihan fisik dasar yang mirip dengan metode Waijia kemudian langsung berlatih latihan internal bersamaan dengan perbaikan fisik. Para praktisi Neijia cendrung memiliki pemahaman; hanya meningkatkan sisi eksternal tanpa memperhatikan sisi internal tidak akan menghasilkan keterampilan tingkat tinggi.

Perbedaan pendekatan metode pelatihan menyebabkan detil pelatihan menjadi sangat berbeda. Memahami perbedaan metode ini akan membantu dalam memahami dua aliran ini. Pada umumnya, masyarakat salah paham bahwa Neijia adalah olah pelatihan tenaga dalam sedangkan Waijia hanya olah pelatihan fisik. Mungkin ini dikarenakan praktisi Neijia banyak melakukan pelatihann internal sedang Waijia banyak melakukan oleh fisik. Akibatnya, banyak orang berpendapat, Neijia merupakan keterampilan tingkat tinggi dari Waijia.

Basic Skill: Menggunakan Eksternal Jing atau Internal Jing


Jing atau kekuatan yang muncul dari hasil latihan merupakan komponen paling penting dalam pelatihan seni beladiri china. Jing adalah kekuatan tapi bukan kekuatan alami. Jing didapatkan dari pelatihan khusus yang ulet. Ada dua jenis jing yaitu wai jing (kekuatan eskternal) dan nei jing (kekuatan internal/tenaga dalam). 

Wai jing akan tampak ketika dilepaskan sedang nei jing tidak tampak. Dalam waijia, orang banyak berlatih menggunakan wai jing, ini adalah kekuatan yang utama sedang nai jing hanya tambahan. Di Neijia, nei jing lebih disukai dan diutamakan sedangakan wai jing hanya tambahan.

Taktik Tempur: Menyerang Dahulu atau Menunggu Serangan


Dalam prinsip pertempuran Waijia adalah bagaimana mengendalikan pertempuran dari awal. Pelatihan serangan dan pertahan Waijia didesain berdasarkan apa yang lawan pikirkan. Praktek dalam sabung, praktisi Waijia berusaha untuk mengambil kontrol lawan yang biasa disebut merebut inisiatif pertempuran.

Prinsip pertempuran Neijia, praktisi harus tetap tenang dan membiarkan lawan mengambil kendali di awal sabung untuk menunggu dan mencari kesalahan yang dibuat oleh lawan. Praktisi Neijia belajar bagaimana mengikuti lawan dan menunggu kesempatan. Kita tidak selalu harus merancang taktik tetapi bagaimana mengetahui kemampuan lawan. Neijia mengajarkan bagaimana untuk terus berubah dalam rangka mengikuti gerakan lawan, diistilahkan dengan “Menggunakan ketenangan untuk pertahanan” dan “Serahkan diri anda untuk mengikuti alur lawan”.

Prinsip tempur Waijia bersifat langsung dan tebang habis. Mereka berpikir, jika semuanya dalam tangan anda, anda dapat mengendalikannya. Jangan pernah memberikan kesempatan lawan untuk mengendalikan anda, ini adalah cara terbaik untuk menang. Prinsip tempur Neijia bersifat tidak langsung dan tidak tebang habis. Mereka berpikir, tidak mudah untuk selalu dapat mengendalikan pertempuran. Jadi jika anda bisa mengetahui kemampuan lawan, maka anda akan dapat mengendalikannya. Biarkan lawan berusaha mengendalikan anda tetapi anda akan mendapatkan kelemahan lawan untuk segera mengambil alih kendali.  Menurut mereka, ini merupakan metode paling aman dan efisien untuk menang dalam pertempuran.

Isu Lain


Ada beberapa masalah lain yang perlu dipertimbangkan ketika membahas bagaimana memisahkan Waijia dan Neijia terutama pada masa rezim dinasti Qing, penjajah Tiongkok dari Manchuria. Politik pada saat itu mengistilahkan, ketika seseorang menjadi biarawan Budha atau menjadi muslim, dikatakan dia pergi keluar dari keluarganya, wai (luar) dan jia (keluarga). Islam dan Budha menjadi musuh politik dan ancaman bagi pemerintahan Qing. Di sisi lain, istana kaisar disebut Da Nei (keluarga keagungan), sehingga segala sesuatu dari istana disebut dengan keluarga dalam. Jika Islam dan Budha menjadi musuh politik, maka Taoisme ditempatkan secara istimewa oleh rezim. Karena itu Taiji, XIngyi dan Baqua diajarkan di lingkungan istana di Beijing dan akhirnya menjadi terkenal. Dengan demikian, karena ketiga jurus ini berasal dari istana maka mereka menyebutnya sebagai aliran dalam, Neijia.

Tentu saja masing-masing kelompok memiliki alasan sendiri untuk menjelaskan gagasan-gagasan mereka. Mencoba untuk memahami berbagai pandangan kelompok yang berbeda dapat membantu memahami sifat Neijia. Diskusi diatas hanya menyoroti beberapa pandangan umum tentang perbedaan antara Neijia dan Waijia.

Meskipun ada beberapa perbedaan antara Neijia dan Waijia, kedua aliran ini tidak dikembangkan secara terisolir, tetapi saling membaur dan saling mempengarui dalam perjalanan waktu. Praktisi dari dua aliran sering bertukar pengalaman, akibatnya pemisahan antara Neijia dan Waijia menjadi kabur atau mungkin bisa dikatakan, garis pemisah yang jelas terletak pada  aqidah.

Beberapa gaya seperti Baji atau Tongbei mungkin mencampur antara Neijia dan Waijia, banyak dari sifatnya yang tumpang tindih. Sehingga sering dikatakan bahwa secara aplikatif Neijia dan Waijia sekarang sudah sangat mirip. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar